Petanttnews.com- Sejumlah geng motor melakukan aksi balap liar di jalur Trans-Flores, tepatnya di STM, Carep, Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Aksi tersebut meresahkan warga dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Sejumlah geng motor kedapatan melakukan aksi balap liar di jalur Trans Flores, wilayah STM, Carep, Ruteng, pada Minggu, 27 Juli 2025, sebagaimana terpantau langsung oleh media ini.
Aksi balap liar ini telah berlangsung selama sepekan terakhir. Setiap malam sekitar pukul 23.00 WITA, para pelaku kembali melakukan aksinya. Bunyi knalpot racing yang bising mengganggu warga yang sedang beristirahat.
Menurut warga setempat, jalur Trans-Flores tepatnya di STM, Carep, Ruteng merupakan area yang sangat ramai dengan aktivitas masyarakat. Karena Lokasinya berdekatan dengan lingkungan Sekolah, Hotel, dan SPBU.

Ia menilai, keberadaan balap liar di tengah kepadatan tersebut sangat membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar.
“Adik sangat menggangu dengan asli balap liar motor. Ini Jalur ramai. Bisa membahayakan pengguna jalan. Apalagi dekat Rumah warga. suara bising knalpot sangat terganggu pada saat malam hari”, kata warga yang Carep STM yang enggan menyebutkan namanya, Minggu 27 Juli 2027.
Ia menjelaskan bahwa jalur tersebut tergolong rawan kecelakaan. Menurutnya, sudah banyak pengguna jalan yang menjadi korban, bahkan ada yang meninggal dunia. “Jalur ini sudah banyak kecelakaan,” katanya.
Saat ditanya terkait asal-usul geng motor pelaku balap liar, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti. Menurutnya, jumlah orang yang datang ke lokasi terlalu banyak sehingga sulit untuk diidentifikasi, “soal mereka yang balap liar ase (adik) saya tidak tau,” lanjutnya.
Ia berharap pihak kepolisian rutin melakukan patroli, terutama pada malam hari dan setiap akhir pekan. “Saya harap pihak kepolisian untuk lakukan patroli setiap hari Minggu dan setiap malam,” katanya.
Lebih lanjut juga Ia menekankan pentingnya kerja sama antara warga dan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah balap liar di jalur STM, Carep, Ruteng.
Menurutnya, RT dan lurah perlu aktif memberikan imbauan agar jalan tersebut tidak digunakan untuk aksi balap liar. Selain itu, ia menilai kesadaran kolektif warga juga sangat dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
“Jangan tunggu kecelakaan baru kita sadar. Tugas bersama selain polisi, pemerintah lurah, mulai RT hingga lurah dan warga untuk bersama menjaga jalan ini untuk tidak dipergunakan sebagai aksi balap liar,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar para pelaku balap liar menggunakan jalur khusus yang tidak membahayakan masyarakat.
“Kita tidak larang balap motor. Tapi bukan jalur ini tempatnya. Buat jalur sendiri”, pungkasnya.***