DAERAH  

Pekerjaan Rehabilitasi SDK Redong Hampir Rampung, Target Finis Akhir Tahun

SDK Redong
Foto: Progres ruangan kelas yang direhab SDK Redong dengan Pagi Anggaran mencapai Rp1 Miliar. Foto: Aristo/Petanttnews. com

Petanttnews.com- Pekerjaan rehabilitasi Sekolah Dasar Katolik (SDK) Redong, Manggarai, terus menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan pantauan media ini, Selasa (2/12/25), proyek yang mencakup perbaikan enam ruang kelas, pembangunan tiga unit toilet (plus satu unit toilet lama yang direhab), serta satu ruangan UKS itu sudah memasuki tahap finishing dan diperkirakan rampung dalam waktu dekat.

Rehabilitasi ini dikelola secara swakelola oleh Panitia Pembangunan Sekolah dengan tanggung jawab umum berada pada Kepala SDK Redong, Elisabet Ndueng Tulis. Total anggaran yang dikelola mencapai Rp1.095.000.000. bersumber dari APBN.

Kepala sekolah Elisabet Ndueng Tulis menyampaikan progres pembangunan sudah mencapai tahap maksimal. “Pengerjaan sudah sangat maksimal. Kalau tidak ada hambatan, satu minggu lagi semuanya sudah final,” jelasnya, Selasa 2 Desember 2025.

Pantauan di lapangan menunjukkan enam ruang kelas telah memasuki tahap pengecatan, pemasangan jendela dan keramik sudah selesai seluruhnya, toilet sudah mencapai sekitar 80 persen, sementara ruang UKS tinggal menunggu pemasangan kaca dan jendela.

Elisabet juga memastikan tim verifikasi dari dinas telah mengecek progres pekerjaan beberapa minggu lalu. Ia menegaskan bahwa pagu anggaran yang tersedia harus benar-benar digunakan secara presisi.

“Anggaran Rp1 miliar itu sebenarnya tidak cukup untuk bangunan selengkap ini, jadi kami harus sangat teliti dalam penggunaan dana,” pungkasnya.

SDK Redong
Progres Pekerjaan Ruangan Toilet SDK Redong

Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai, Wenseslaus Sedan, yang dikonfirmasi secara terpisah, mengapresiasi progres rehabilitasi SDK Redong. Ia menegaskan bahwa seluruh sekolah penerima dana revitalisasi diwajibkan mengelola anggaran secara transparan, efisien, dan sesuai pedoman teknis.

“Kami mengikuti perkembangan SDK Redong. Progresnya cukup baik. Sekolah harus memastikan kualitas pekerjaan terjaga karena ini untuk kepentingan jangka panjang peserta didik,” ujar Wenseslaus.

Ia menambahkan bahwa skema swakelola memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur kebutuhan sesuai kondisi lapangan, namun tetap harus mengedepankan akuntabilitas.

“Kami selalu mengingatkan bahwa P2SP bukan hanya pelaksana proyek, tetapi juga penjaga martabat pendidikan. Setiap rupiah harus dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

Wenseslaus juga memberikan apresiasi kepada pihak sekolah yang mampu bekerja cepat meski di tengah keterbatasan anggaran.

“Yang terpenting adalah mutu. Kalau SDK Redong mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, sekolah lain bisa belajar dari pengalaman mereka,” tuturnya.

Dengan progres yang hampir selesai, SDK Redong dipastikan akan segera memiliki sarana belajar yang jauh lebih layak dan nyaman. Kehadiran fasilitas baru ini diharapkan mampu memperkuat mutu pendidikan dan menjawab kebutuhan dasar peserta didik di wilayah tersebut.***