Tinju Manggarai Bangkit, Saatnya Pemerintah Bertindak

Petinju Manggarai
Utusan Atlit Manggarai dalam kejuaraan Tinju di Kabupaten Sikaa, Flores. NTT. Foto: Aristo

Petanttnews.com- Prestasi gemilang yang ditorehkan tiga petinju muda Manggarai dalam Kejuaraan Tinju Amatir Daratan Flores-Lembata bukan sekadar torehan angka di papan medali, melainkan sinyal kuat bahwa olahraga tinju di Manggarai tengah menggeliat.

Dua emas dan satu perunggu dari ajang yang mempertemukan 58 atlet dari lima kabupaten ini bukan capaian biasa. Ini adalah cerminan dari kerja keras, pembinaan terarah, dan semangat pantang menyerah.

Yohanes J. Parera, atau yang akrab dikenal sebagai Jems Box STM, membuktikan bahwa petinju Manggarai tak hanya bertarung, tapi juga berkelas. Dua kemenangan meyakinkan TKO atas petinju Ende dan KO atas wakil Flores Timur, membawanya berdiri di podium tertinggi. Sebagai mahasiswa peternakan, Jems tidak hanya kuat di atas ring, tetapi juga menunjukkan sisi intelektual yang patut diteladani.

“Semoga prestasi ini menjadi pintu bagi pemerintah daerah untuk mendukung olahraga tinju di Manggarai. Terima kasih untuk kampus, dosen, pelatih, keluarga, dan semua yang telah mendukung,” ujarnya, penuh harap.

Kalimat ini adalah seruan yang tak boleh diabaikan. Pemerintah daerah harus membaca momentum ini sebagai peluang: mendukung bukan hanya sekadar memberi izin bertanding, tapi menyediakan fasilitas, anggaran, dan program pembinaan jangka panjang.

Dari ring ke ruang kelas, Dominikus Gombot alias Mike membuktikan bahwa usia muda bukan penghalang untuk berprestasi. Siswa kelas VIII SMPK St. Fransiskus Ruteng ini berhasil membawa pulang emas dari kelas pra-junior 42 kg. “Saya bangga bisa ikut kejuaraan ini meskipun masih amatir. Semoga teman-teman lain juga tertarik masuk dunia tinju,” katanya polos tapi penuh semangat. Ungkapan ini menandai pentingnya pembinaan usia dini.

Sementara itu, Febrianus Beser, mahasiswa pertanian yang juga bertarung gagah berani di kelas 51 kg, menambah semangat juang kontingen Manggarai dengan medali perunggu. Semua ini membuktikan satu hal: talenta tinju di Manggarai melimpah dan layak dibina.

Sosok pelatih Benediktus Jemali patut diapresiasi. Dengan pengalaman membawa tim NTT ke ajang Pra-PON, ia kini kembali mencetak prestasi lewat tangan-tangan mudanya. “Saya puas dengan hasil ini. Semoga Jems dan kawan-kawan tidak berhenti di level amatir, tapi terus melaju ke pra-PON dan PON,” ujarnya. Harapan itu sangat mungkin terwujud, selama ada dukungan nyata dari lembaga dan pemerintah.

Heri Marut, salah satu pendamping tim, mengajak generasi muda untuk bergabung di Ruteng Boxing Camp dan Brother Hod Boxing Camp. “Prestasi tiga petinju muda Manggarai ini menjadi angin segar bagi dunia olahraga tinju di Manggarai, membuka harapan lahirnya atlet-atlet potensial yang siap bersaing di level nasional,” ujarnya. Ajakan ini adalah peluang emas yang harus dijawab dengan tindakan.

Pemerintah daerah, kini saatnya hadir lebih dari sekadar sponsor. Bangun gedung latihan layak, kirim pelatih bersertifikat, adakan kompetisi rutin, dan yang paling penting libatkan anak-anak muda dalam prosesnya. Tinju Manggarai telah bangkit. Jangan biarkan kobaran semangat ini padam hanya karena ketidakpedulian.***