Petanttnews.com- Pasien bersalin, seorang ibu bernama Kristina Nastrin 25′ warga asal desa Bangka Ruang, Rahong Utara, Manggarai, NTT, meninggal dunia, diduga kehabisan oksigen.
Kejadian naas itu terjadi di Puskesmas Nanu, Rahong Utara, Manggarai, Selasa (24/01/23) sekitar jam 04.00 pagi.
“Istri Saya melahirkan di Pustu Bangka ruang, sekitar jam 12.54 malam. Dengan Bayi jenis kelamin laki-laki dan dalam keadaan selamat,” kata Servianus Jelahu suami korban melalui sambungan telepon, Sabtu sore (28/01/23).
Suami korban menceritakan usai melahirkan, satu jam kemudian istrinya mengalami pendarahan.

“Waktu itu istri saya mengalami pendarahan. Karena fasilitas di Pustu Bangka Ruang tidak lengkap, akhirnya dirujuk ke Puskesmas Nanu,” ujarnya.
Ketika tiba di Puskesmas Nanu, meskipun dalam keadaan pendarahan, korban sempat bicara agar dibantu untuk dipasangkan oksigen. Namun saat itu, oksigennya tidak ditemukan, hingga berakibat korban mengalami kritis dan meninggal dunia.
“Begitu turun dari mobil langsung baring di tempat pasien, dan minta pasangkan oksigen, namun oksigennya tidak ditemukan. Lebih anehnya lagi bidan disana minta kami untuk mencari oksigen. Waktu itu saya jawab, kami ini pasien dan tidak tau seperti apa itu Oksigen,” ujar suami korban.
Menurut pengakuan suami korban, awalnya pihak keluarga berniat agar proses persalinan diantarkan di Rumah Sakit Umum Ruteng. Namun, karena pihak Pustu Bangka Ruang, meminta keluarga untuk dibuatkan surat pernyataan tanggungjawab.
“Senin tanggal 23 itu, sekitar 08.00 wita pagi, kami posisi di Pustu Bangka Ruang, istri saya minta melahirkan di Rumah Sakit Umum Ruteng saja. Setelah itu, kata bidan yang ada disana, kalau mau melahirkan di Ruteng, buat surat pernyataan tanggungjawab. Waktu itu saya bingung dan grogi, kalau melahirkan dijalan saya tidak bisa berbuat apa. Makanya bertahan untuk melahirkan di Pustu saja,” jelas suami korban.
Akibat peristiwa ini, pihak korban mengecam tindakan penangan dari Pihak Puskesmas Nanu. Menurutnya seharunya itu tidak terjadi apabila pasien saat cepat dibantu dengan oksigen.
“Saya sedih Pak. Pelayanan fasilitas di sana. Tapi bagaimanapun, saya pasrah mungkin ini juga jalan hidup Istri saya. Tapi saya mohon kejadian ini tidak terjadi pada orang lain. Saya berharap segera evaluasi pelayanan disana,” tegasnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Ignasius Hurin selaku Kepala Puskesmas Nanu, menceritkan pada saat kejadian tidak berada di tempat.
“Kami pulang sampai Jam empat. Kejadian malam hari. Dan ada teman-teman yang bertugas malam,” ujarnya.
Meskipun demikian namun dia menyakini bahwa ketersedian oksigen di Puskesmas Nanu hingga sekarang ini masih cukup.
“Untuk ketersedian oksigen sampe bulan ini ada, karena saya yang mengisinya,” sambungnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, terkait dengan kronologi lengkapnya, akan dijelaskan oleh teman-teman bidan.
“Kalau berkenan, hari senin datang ke Puskesmas Nanu untuk bertemu dengan bidan yang mengalami kejadian,” tegasnya.***