Petanttnews.com- Atribut dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) padati ruang pintu masuk Gereja Katedral Ruteng, di Jalan Pelita Nomor. 6 Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/5/23).
Mulai dari bendera partai, hingga baliho Bakal Calon Legislatif Propinsi dan bakal calon legislatif pusat terpampang di sepanjang pagar pembatas jalan raya. Atribut tersebut menghijaukan seluruh wajah Gereja Katedral di arah depan pintu masuk.
Pemasangan bendera dan baliho bakal calon Legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, bersamaan dengan digelarnya turnamen pembukaan bola volley, Senin 1 Mei 2023.
Pantauan media Petanttnews.com pada Senin 1 Mei 2023 pukul 13.00 WITA, terlihat wajah gambar Bakal Calon Legislatif Propinsi NTT dari Daerah Pemilihan NTT 4 Yohanes Rumat SE, dan Bakal Calon DPR RI dari Daerah Pemilihan NTT 1 Agustinus Sarifin, S. Fil, M. H.

Salah satu warga Langke Rembong yang tidak mau dimediakan namanya, saat hendak mengikuti perayaan doa di Gereja Katedral Ruteng mempertanyakan pemasangan baliho tersebut. Menurutnya, pemasangan baliho dan atribut partai tertentu di halaman Gereja Katedral memicu banyak tafsiran liar soal sikap geraja dalam politik.
“Setau saya gereja katolik itu independen dan tidak mendukung partai politik tertentu. Tapi kenapa dihalaman gereja ini penuh dengan baliho bakal caleg”, jelasnya
Ia menuturkan, agar segera mungkin melakukan evaluasi dan segera diturunkan balihonya agar tidak menjadi perspektif liat di kalangan umat.
“Saya harap baliho ini segera diturunkan. Supaya tidak ada opini liar dari umat”, tegasnya.
Iyapun berharap, agar kedepan apapun kegiatan yang menggunakan atribut fasilitas umum milik Gereja untuk dipertimbangkan pemasangan atribut politik.
“Inikan tahun politik, seyogyanya untuk dipertimbangkan pemasangan baliho tersebut”, lanjutnya.

Sementara itu, Yonahes Rumat SE, bakal calon Legislatif Propinsi NTT dari Dapil 4, saat dikonfirmasi mengatakan pemasangan Baliho tersebut menjadi ranahnya panitia penyelenggara.
“Coba hubungi Pak Gusti, karena panitianya ada di Pak Gusti. kemudian sponsor tunggalnya adalah Pa Gusti”, kata ketua DPC PKB Manggarai Timur ini.
Ia mengakui tidak dikomunikasikan oleh panitia penyelenggara saat foto balihonya akan dipasang. Terkait pemasangan baliho Ia mengklaim hanyalah sebagai endorse.
“Kita hanya endorse saja. Izinnya saya tidak tau saya hanya membantu meramaikan”, bebernya.
Iya menuturkan saya hanya menyiapkan apa yang disampaikan panitia. Tugas saya membesarkan partai.
“Kita diminta balihonya siap. Namanya kita membesarkan partai to, besarkan event ya kita ikutlah. Dikasitau lokusnya di gereja bagaimna lain-lain beres”, tegasnya.
Dia juga meminta media agar tidak membesarkan masalah ini dan minta media untuk menulis yang baik-baik saja.
“Muat ata diar kaut ta de. Neka pande ngaok e. Muat ata Dian e neka pande ngaok (Coba beritakan yang baik dan jangan bikin ribut)”, pungkasnya.
Agustinus Sarifin dihubungi melalui sambungan telepon Whatsapp menyampaikan bahwa pemasangan baliho hanya pada saat pertandingan saja. Dan saya hanyalah sebagai sponsor.
“Panitia menyampaikan, pemasangan baliho hanya pada saat pertandingan saja. Setelah itu diturunkan”, jelasnya.
Namun menurutnya pemasangan bendera Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Parkiran Gereja sama sekali tidak diketahui.
“Saya kaget juga. Bukan perintah saya. Saya hanya sponsor. Bahwa disini lain saya calon DPR pusat ia”, tegasnya.

Sementara itu, Ketua PKB Manggarai Kosmas Banggut mengaku tidak tau sama sekali terkait pemasangan atribut partai PKB. Menurutnya PKB Manggarai tidak terlibat dalam kegiatan tersebut baik dari sisi kepanitian atau dari sisi kordinasi.
“Kegiatan itu memang kami tidak terlibat. DPC PKB Manggarai sama sekali tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Sehingga kalau yang berhubungan dengan pemasangan atribut partai ya mungkin dari, karena Pa Hans Rumat inikan ketua DPC Manggarai Timur. Manggarai sama sekali tidak dilibatkan” jelasnya.
Ketua Dewan Keuangan DPP Paroki Katedral St. Yosep Vincen Marung menjelaskan, pembicaraan hanyalah pemakaian untuk menggunakan fasilitas lapangan.
“Dari Awal Gereja independen tidak berafilasi pada partai politik, itu dia punya standarnya. kalau ada yang memanfaatkan itu tentu sudah diluar status sebagai gereja sebagai milik umat. Gereja hanya deal pertama hanya menggunakan lapangan bolli voli. kalau sudah numpuk baliho itu diluar kesepakatan”, jelasnya.
Rm. Gabriel Harim, Pr selaku pastor paroki Gereja Katedral St. Yosef menyampaikan akan komunikasikan dengan panitia agar Baliho itu akan diturunkan.
“Saya akan komunikasikan dengan panitia agar balihonya diturunkan”, tegas Rm. Gebi.***