Petanttnews.com,Ruteng- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di tingkat dasar.
Salah satu langkah konkret terbaru adalah pelaksanaan Pengembangan Metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) Tahap II, yang digelar di SDI Purang, Kecamatan Ruteng, sejak 29 Juli hingga 2 Agustus 2025.
Kegiatan ini berfokus pada penguatan materi pecahan dan desimal, serta diikuti oleh 58 guru dari 29 Sekolah Dasar se-Kecamatan Ruteng. Setiap sekolah mengirimkan dua perwakilan guru, masing-masing dari jenjang kelas rendah (kelas 1–3) dan kelas tinggi (kelas 4–6).
Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari Tahap I yang sebelumnya telah dilaksanakan di SDI Wae Belang, dengan fokus pada materi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Koordinator Pendidikan Kecamatan Ruteng, Paskalis Gonggas, menjelaskan bahwa Metode Gasing memadukan berbagai strategi pembelajaran, seperti diskusi, permainan edukatif, latihan konkret, dan kerja kelompok, namun dikemas dengan pendekatan yang mudah dan menyenangkan bagi siswa.
“Di metode Gasing, semua pendekatan pembelajaran bisa terwadahi. Tujuan utamanya adalah menjadikan matematika sebagai pelajaran yang disukai siswa, bukan lagi ditakuti,” ujar Paskalis.
Ia menambahkan bahwa pemateri dalam pelatihan ini berasal dari guru-guru di empat SD yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan Gasing tingkat kabupaten.
“Kita punya fasilitator dari dalam, ini penting supaya pelatihan lebih relevan dengan konteks lokal sekolah kita,” jelasnya.
Transformasi Paradigma Pembelajaran
Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai, Wenslaus Sedan, dalam sambutannya menekankan pentingnya transformasi metode pembelajaran matematika di tingkat sekolah dasar.
Menurutnya, Metode Gasing yang dikembangkan oleh Prof. Yohanes Surya merupakan pendekatan tepat untuk mengubah paradigma lama yang membuat matematika terkesan menakutkan.
“Anak-anak kita harus diajak untuk menikmati proses belajar, bukan takut. Melalui metode Gasing, kita ubah suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan membangun rasa percaya diri siswa terhadap matematika,” tegas Wenslaus.
Ia juga mendorong para guru agar tidak berhenti pada pelatihan semata, melainkan benar-benar menerapkan metode ini dalam praktik belajar mengajar di kelas.
Menutup sambutannya, Wenslaus menyampaikan harapannya agar Kecamatan Ruteng bisa menjadi model inspiratif bagi kecamatan lain di wilayah Kabupaten Manggarai.
“Kalau transformasi ini berhasil di Ruteng, saya yakin bisa berhasil juga di seluruh Manggarai. Kita bangun pendidikan yang berpihak pada siswa, mulai dari matematika,” pungkasnya.***