DAERAH  

HUT ke-2 RS Pratama Reo, Kadis Kesehatan Ajak Jadikan Rumah Harapan

Rumah Sakit Pratama Reo
Safrianus Jefrin Haryanto selaku Kadis Kesehatanan Manggarai, bersama Direktur Rumah Sakit Pratama Reo. Foto:(Teryjanu/Infopertama).

Petanttnews.com- Reo, Manggarai, Suasana syukur dan haru mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun ke-2 Rumah Sakit Pratama Reo. Dalam momen penting ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Safrianus Jefrin Haryanto, menyampaikan sambutan yang menggugah semangat tenaga kesehatan dan masyarakat yang hadir.

Kadis Jefrin menegaskan bahwa usia dua tahun bukan sekadar angka, tetapi menjadi jejak perjalanan dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

“Rumah sakit bukan hanya tempat orang sakit dirawat, tapi tempat orang kembali menemukan harapan,” ujarnya dengan nada penuh empati.

Ia mengajak seluruh tenaga kesehatan di RS Pratama Reo untuk tidak hanya berperan sebagai perawat luka fisik, tetapi juga pelipur hati. Menurutnya, pelayanan kesehatan harus lahir dari perpaduan antara ilmu, nurani, dan kasih.

“Kita bukan hanya menyuntik obat, tapi juga menyuntikkan ketenangan. Kita bukan sekadar menulis resep, tapi juga menulis ulang harapan pasien,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Jefrin juga menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang saling menghormati, terbuka untuk evaluasi, dan terus belajar. Ia menilai pelayanan bermutu hanya bisa lahir dari tim yang bahagia.

“HUT ini harus menjadi refleksi: apakah kita sudah cukup manusiawi dalam melayani? Apakah pasien yang pulang membawa kesembuhan, atau hanya catatan medis?”katanya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan agar roh pelayanan di RS Pratama Reo tetap hangat dan penuh empati. “Mari jadikan rumah sakit ini rumah harapan. Tempat di mana rasa sakit ditenangkan, bukan hanya diobati. Tempat di mana pasien disapa dengan nama, bukan hanya dengan nomor antrean,” tegasnya.

Perayaan HUT ke-2 RS Pratama Reo berlangsung sederhana namun penuh makna. Acara ditutup dengan doa bersama, pemotongan tumpeng, serta testimoni dari pasien yang pernah dirawat. Rangkaian acara tersebut menjadi refleksi dan komitmen bersama untuk menjadikan RS Pratama Reo sebagai simbol pelayanan kesehatan yang profesional, empatik, dan bermartabat.

“Salam Peluk Sehat. Untuk semua yang bekerja dengan hati, dan melayani tanpa pamrih,” pungkas Kadis Jefrin menutup sambutannya.

RS Pratama Reo, Jejak Dua Tahun Membangun Harapan Kesehatan di Pesisir Manggarai

Kehadiran Rumah Sakit Pratama (RSP) Reo menjadi tonggak penting dalam pelayanan kesehatan di wilayah pesisir utara Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Rumah sakit ini berdiri atas komitmen pemerintah untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, terutama di daerah yang jauh dari pusat kota Ruteng.

Gagasan pembangunan RS Pratama Reo mulai bergulir ketika pemerintah menyadari tingginya kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan memadai. Sebelum berdirinya rumah sakit ini, warga Kecamatan Reo dan sekitarnya harus menempuh jarak puluhan kilometer ke Ruteng untuk mendapatkan pelayanan medis lanjutan. Kondisi itu kerap menyulitkan, terutama bagi pasien darurat atau ibu hamil yang membutuhkan penanganan segera.

Pembangunan rumah sakit kemudian dimulai melalui program nasional yang mendukung percepatan akses layanan kesehatan di daerah terpencil dan perbatasan. Pemerintah Kabupaten Manggarai menindaklanjuti dengan menyediakan lahan dan dukungan infrastruktur. RS Pratama Reo akhirnya diresmikan dan mulai beroperasi pada 2022, membawa harapan baru bagi ribuan warga pesisir.

Sebagai rumah sakit pratama, fasilitas yang tersedia difokuskan pada layanan dasar. Hingga kini, RS Pratama Reo melayani rawat jalan, rawat inap, UGD 24 jam, serta layanan persalinan. Kehadirannya sudah banyak membantu masyarakat yang sebelumnya harus menunggu lama atau bahkan menunda pengobatan karena kendala jarak dan biaya.

Meski masih berusia dua tahun, RS Pratama Reo telah menjadi bagian penting dalam ekosistem kesehatan di Manggarai. Rumah sakit ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengobatan, tetapi juga pusat edukasi kesehatan melalui penyuluhan, imunisasi, dan pendampingan gizi. Dinas Kesehatan Manggarai juga mendorong peningkatan mutu pelayanan agar RS Pratama Reo tumbuh menjadi simbol pelayanan profesional sekaligus penuh empati.

Tantangan tetap ada. Fasilitas medis lanjutan masih terbatas, jumlah dokter spesialis belum mencukupi, dan beberapa kasus rujukan tetap harus ditangani di RSUD dr. Ben Mboi Ruteng. Namun, pemerintah daerah terus berupaya menambah sarana dan meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan agar RS Pratama Reo semakin mandiri.

Di usianya yang kedua, RS Pratama Reo kini digemakan sebagai “Rumah Harapan”. Filosofi ini sejalan dengan jargon “Peluk Sehat” yang digaungkan Dinas Kesehatan Manggarai. Sebuah ajakan agar tenaga kesehatan tidak hanya merawat luka fisik, tetapi juga menghadirkan empati, ketenangan, dan rasa aman bagi pasien.***