DAERAH  

Pemerintah Manggarai Tutup Mata, Warga Sukarela Perbaiki Jalan yang Rusak

Pemerintah

PETANTTNEWS – Kondisi jalan di Desa Lenda, Kecamatan Cibal barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), sangat memprihatinkan. Jalan rusak berat mengakibatkan pengendara yang lewat harus ekstra hati-hati.

Akses yang menghubungkan warga dari desa dengan ibu kota Kabupaten Manggarai itu luput dari perhatian Pemerintah daerah setempat. Meskipun sempat terdengar pengerjaannya pada tahun 2022 dengan anggaran 10 Miliar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Manggarai Lambertus Paput SH, menjelaskan rehabilitasi Jalur dengan panjang belasan kilometer pengerjaannya tahun 2023. Karena tahun 2022, anggaran dari pinjaman daerah tidak mencapai target.

“Paket tersebut dialihkan ke tahun 2023 pekerjaannya karena paket tersebut dari dana pinjaman daerah. Dan pinjaman daerah ada pergeseran nilai pinjaman. Sehingga kami harus menyesuaikan KAKnya. Makanya baru bisa di eksekusi pada thn2023,” jelas Lambertus kepada wartawan Jumat 2 Desember 2022 lalu.

Kesal dengan Pemerintah

Kesal dengan sikap Pemerintah Kabupaten Manggarai yang tak kunjung perbaiki jalan, masyarakat dan Orang Muda Katolik (OMK) ST. Fransiskus Stasi Lenda menginisiasi untuk lakukan perbaikan dibeberapa titik yang jalan yang rusak berat.

“Itu di jalur Kawak menuju lenda. Selama ini jalur itu rusak cukup berat, motor saja sngt susah. Tidak bisa boncengan. Makanya anak-anak Mayorka atau Pemuda di Kawak berinisiatif perbaiki dengan campuran, semen dan pasir. Material itu dari masyarakat,” tutur Filemon Purnama salah seorang pemuda Katolik Stasi Lenda.

Filemon mengatakan, pada saat musim hujan jalanpun sulit dilewati akibat kondisi jalan rusak parah. “Dua bulan terakhir, selama musim hujan jalan Lenda-Kawak semakin parah. Motor pun sangat susah melewati jalan tersebut. Berangkat dari keresahan tersebut, anak Muda di Kawak bersama masyarakat berinisiatif untuk memperbaiki beberapa titik yang rusak berat denga cara dibuat rabat beton. Walaupun betonnya diprioritaskan untuk motor karena keterbatasan material,” kesal Filemon.

Dalam pekerjaan titik jalan jalan yang rusak, warga dengan sukarela memberikan sumbangan material, meskipun penuh dengan keterbatasan.

“Ada yang sumbang pasir, semen, kopi, gula, uang tunai, dan lain-lain. Hal itu kami lakukan karena jika dilihat dari curah hujan dan kondisi jalan, kumungkinan besar awal tahun depan, kendaraan tidak bisa lewati jalan itu lagi. Kami mengantisipasi itu walaupun dengan segala keterbatasan,” pungkasnya.(Wakelau Aristo)**