Peran Guru PAUD, Melawan Stunting Anak Usia Dini

Guru PAUD
Dinas PPO Manggarai, NTT Bersama Puluhan Guru PAUD di Manggarai.

Petanttnews.com- Pemerintah Kabupaten Manggarai berkomitmen menangani masalah stunting bagi anak usia dini. Penanganan stunting anak, kian melibatkan semua pihak. Salah satunya peran guru pendidik anak usia dini.

Dinas PPO Kabupaten Manggarai, membekali Pendidik PAUD dakam kegiatan bimbingan teknis pengembangan anak usia dini Holistik Integratif (HI) Bagi Satuan PAUD, yang digelar di Hotel Efata, Ruteng, Selasa 14 Oktober 2024 Pagi.

“Hari ini dilaksanakan pemberdayaan kompetensi guru PAUD, meneruskan amanat undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional terutama pasal 1 poin 14 Pendidikan Anak Usia Dini,” kata Wensislaus Sedan, kadis PPO kabupaten Manggarai, di ruangan kerjanya, Ruteng, NTT, Selasa 14 Oktober 2024.

membuka kegiatan bimbingan teknis pengembangan anak usia dini Holistik Integratif (HI) Bagi Satuan PAUD.

Kegiatan Bimbingan Teknis satuan Paud menurut Wens, merupakan salah bentuk upaya pemerintah daerah dalam rangka membina anak-anak mulai dari sejak lahir sampai dengan anak usia 6 tahun.

“Mengapa dibina, salah satu orientasinya pencegahan stunting. Untuk bisa mewujudkan ini maka pendidik PAUD perlu kita berdayakan kompetensinya. Supaya esensi dari amanat undang-undang bisa di laksanakan,” ungkap kadis Wens.

Iya menjelaskan, angka stunting pada anak usia dini di Manggarai masih ada, karena itu kegiatan pemberdayaan teman-teman pendidik PAUD, bentuk upaya kerja kolaborasi bagaimna upaya menurunkan angka stunting.

Menurutnya, dasar Pendidikan yang bersifat kolektif selain peran pendidik PAUD, dibutuhkan peran serta masyarakat, orangtua anak, hingga pemerintah desa.

“Misalnya di rumah, karena keterbatasan pemahaman orangtua misalnya terkait dengan gejala stunting, tetapi dengan pengetahuan yang dimiliki oleh teman-teman guru di lembaga pendidikan bisa mengetahui kalau anak dalam perkembangannya ternyata mengalami stunting,” ungkapnya.

Kadis Wens berharap bahwa setelah kompetensi guru ini diberdayakan secara baik, penanganan terhadap standing di sekolah bisa efektif.

Dinas PPO Manggarai Mendorong Pembelajaran PAUD yang Efektif

Lebih lanjut, Iya menjelaskan Dinas PPO Manggarai terus memperjuangkan supaya layanan pembelajaran pada tingkat anak usia dini sesuai dengan esensi kurikulum Merdeka saat ini.

“Karena kurikulum merdeka ini paling penting, pertama bagaimana bisa menjawab pembelajaran betul berpusat pada murid. Kedua, pembelajaran yang dilakukan untuk bisa menjawab permasalahan belajar yang dimiliki oleh peserta didik. Kemudian yang berikut pembelajaran dilaksanakan itu sesuai dengan kebutuhan belajar anak,” tegasnya.

Kata Wens, Kurikulum merdeka melalui program guru penggerak ada namanya pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan gaya belajar anak dan kebutuhan belajar anak.

“Dengan demikian nuansa pembelajaran atau suasana pembelajaran yang terjadi di PAUD kita mengharapkan betul bisa menjawab kebutuhan belajar anak, bisa menjawab permasalahan belajar anak, bisa menjawab apa gaya belajar anak,” pesannya.

Tujuan lain menurut kadis Wens, pelaksanaan kegiatan kompetensi Guru PAUD, bagaimana guru didorong memiliki pemahaman dan keterampilan terutama dalam menciptakan pembelajaran yang (Gasing ) gampang asyik dan menyenangkan.

“Pembelajaran yang bernuansa wellbeing yang mensejahterakan, pembelajaran yang bernuansa riang gembira, pembelajaran yang bisa menumbuhkan rasa perasaan ketertiban oleh teman-teman guru oleh anak, pembelajaran yang bisa selalu dirindukan oleh para peserta didik,” ungkapnya.

Pembelajaran yang selalu dirindukan itu tentu tergantung pendekatan dan metode yang digunakan oleh teman-teman kita, itulah yang kemudian pemerintah menganggap kegiatan ini sangat penting untuk dilakukan.

Kemudian Ia mengharapkan dengan kegiatan ini keterampilan yang dimiliki oleh teman-teman guru tentu dia harus mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak di lembaga pendidikannya. Berbagai pihak yang dimaksudkan, orangtua anak didik, tenaga kesehatan dan pemerintah desa.

“Tentu harus bisa mengembangkan juga praktek pengelolaan PAUD yang lebih inklusif. Hal ini semua anak punya atau mendapatkan informasi yang sama tanpa ada pemilahan dengan alasan apapun atau dengan latar belakang apapun. Kemudian ada pemahaman integratif dari seorang pendidik untuk bisa melayani pembelajaran yang maksimal yang kita butuhkan di tempat pendidikan,” pungkasnya.***