DAERAH  

Kronologi Warga Tertipu Puluhan Juta, Oleh Oknum Calo Jual Beli Beras di Manggarai

Kedua Korban, Fransiskus Ampas (33), dan Wilibrodus Broto (37). Foto: Aristo|PetaNttnews.com

PetaNttnews.com- Wilibrodus Broto (37), seorang warga asal desa Nenu, Kecamatan Cibal, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami nasib sial uang milik pribadinya senilai 49 juta ludes sesaat, usai menjadi korban penipuan dari oknum calo jual beli beras.

Selain Wili, korban lain juga bernama Fransiskus Ampas (33), warga Gapong, Desa Gapong, Kecamatan Cibal, Manggarai, NTT. Fransiskus mengalami kerugian senilai 36 juta. Buntut aksi  penipuan ini, total kerugian dua korban senilai 85 Juta.

Kejadian naas itu terjadi di Pagal, keluruhan Pagal, Kecamatan Cibal, Manggarai, NTT, Rabu 8 Maret 2023.

Korban Wili menceritakan, didatangi oleh seorang pria yang diketahui bernama Daniel Dapang, Warga desa Kentol, Kecamatan Cibal, Manggarai, NTT. Menurut pengakuannya, Daniel menawarkan menjual beras bosnya di Lembor.

“Kebetulan kios beras saya ada di Pagal. Hari Senin tanggal 6 itu, datang menawarkan untuk jual beras yang ada di Lembor”, kata Wili, saat ditemui media ini, di Ruteng, Sabtu, 11 Maret 2023.

Wilibrodus Broto (37), Warga Desa Nenu, Cibal, Manggarai, NTT. Foto: Aristo|PetaNttnews.com

Untuk meyakini korban (Wili) oknum calo (Daniel) menelpon bosnya di Lembor menanyakan kesedian stok beras. Selain itu kata Wili, oknum calo mengaku sudah bekerja lama dengan bosnya itu, yang diketahui bernama Luki atau Nuski.

Selanjutnya, oknum calo bernama Daniel menawarkan kesanggupan korban, dengan kesepakatan harga Rp. 610.000,00 per karung (isi 50 kg). Secara kebetulan, Wili saat itu sedang membutuhkan stok beras untuk dipasarkan.  Tak lama kemudian, kesepakatan berlangsung, korban mengiakan tawaran itu. Dengan catatan, beras diantarkan langsung ke Pagal.

“Saya minta 5 ton kg beras atau kalau dikarungkan sebanyak 100 karung dengan total uang 61 juta” jelas Wili.

Setelah itu oknum calon (Daniel) pulang dari kios milik Wili, dan malam harinya memberikan pesan WhatsApp bahwa beras dengan jumlah 5 ton, akan disiapkan antar pada selasa tanggal 7 Maret.

Lanjut Wili “tepat hari selasa, om Daniel Dapang juga datang ke kios saya, karena saya tlp dia. Saya mengatakan, om Daniel bagaimna kepastian berasnya jadi tidak antar hari ini. Dia jawab sabar om nanti saya tlp bos saya dulu, karena bos bilang kesaya kalau mobil antar beras sudah dalam  perjalanan”, jelas Wili.

Diceritakan Wili, “dihadapan saya si daniel dapang kembali melepon bosnya, saya sedikit mendengar percakapan mereka dengan bosnya bahwa bosnya daniel mengatakan bahwa mobil posisi diruteng lagi ada rusak. Akirnya daniel mengatakan kpd bosnya lewat sambungan tlpn Bos, gimana sdh saya ngk enak sama pelanggan disini soalnya dari tadi nunggu lama, tolong kepastiannya bos”, kata Wili.

Lebih lanjut Wili menjelaskan pada tanggal 7 itu, berasnya tidak jadi datang karena sudah sore hari. Akhirnya ditunda ke hari Rabu, tanggal 8 Maret 2023.

“Hari Selasa itu tidak jadi datang om. Karena sudah sore. Kalau turun malam saya keberatan, karena kita tidak tau kualitas berasnya”, lanjut Wili.

Tepat Rabu, 8 Maret 2023 Daniel menghubungi Korban kalau berasnya sudah ada dilokasi. Dengan menggunakan dua mobil. Satu mobil jenis Pick Up L-300 dan satunya Mitsubishi Fuso Situ Truck. 

“Saat itu saya berada dirumah. Lalu Daniel menelpon saya kalau beras sudah ada dilokasi”, ungkap Wili

“Tiba di Kios, Wili mengakui jumlah beras dan kualitas sesuai permintaan. Lalu, setelah itu kami sama-sama menurunkan”, kata Wili.

“Lalu, saat itu, kami sama-sama menurunkan berasnya sebanyak 61 karung. Sedangkan sisanya diantarkan kerumah, tidak jauh dari kios karena kapasitas kios tidak cukup”, lanjut Wili.

Pada saat bersamaan, Danil meminta korban (Wili) untuk melakukan transaksi, dengan mengarahkan transaksi ke Rekening BRI bosnya atas namanya Nuski. Rekening itu diberikan oleh Danil (Oknum Calo) ke Korban.

Senilai 20 juta ditransfer langsung oleh korban (Wili) melalui mobile banking, sementara sisanya sebanyak 41 juta dikasih tunai ke oknum Calo (Danil). Namun, 41 juta  hanya ditransfer 29 juta. Sisanya 12 juta ada di oknum calo dan sudah dikembalikan ke korban. Jadi totalnya hanya 49 juta yang berhasil ditransaksi.

Setelah transaksi berlangsung, terjadi keribuatan antara Sopir dan oknum calo (Danil). Pertengkaran bermula, saat Sopir yang mengantar beras keberatan karena uangnya ditransfer ke Nuski. Menurut kesaksian korban, bahwa sopir yang mengantar beras mengakui, beras itu milik bosnya bernama Ardi bukan milik Nuski.

“Waktu menurunkan beras 61 karung dan sisanya masih di mobil, terjadi keributan antara Sopir dengan Danil. Sopir keberatan, kenapa uang ditransfer ke Nuski”, Lanjutnya.

Saat bersamaan, Ardi yang datang bersama sopir mengakui kalau beras itu miliknya bukan milik Nuski. Kerena keributan tak kunjung selesai, diteruskan ke Polsek Cibal. Dan selanjutnya Polsek Cibal mengarahkan korban, pelaku untuk membuat laporan resmi di Polres Manggarai.

Pada saat perjalan menuju Polres Manggarai, pihak pemilik beras (Ardi) dan Sopir (Rian) mengangkat kembali beras yang diturunkan dan dibawah kembali.

Fransiskus Ampas (33), Warga desa Gapong, Cibal, Manggarai, NTT. Foto: Aristo|PetaNttnews.com

Sementara itu, pengakuan yang sama oleh korban atas nama Frans. Menurut Frans, dirinya dihubungi oleh Oknum Calo bernama Danil. Untuk menjual beras bosnya di Lembor. Namun, harga per kg beras berbeda dengan Wili.

“Saya juga sama pak. Dia datang tawarkan beras namun harganya beda. Satu karung isi 50 kg dengan harga 605 ribu. Totalnya ada tiga ton saya minta. Jumlah keseluruhan 36.300.000,00 (tigapuluh enam juta tiga ratus ribu)”, kata Frans, di Ruteng, Rabu 8 Maret 2023.

Frans menceritakan, kejadian serupa dengan korban Wili. Disaat berasnya sudah turun sebanyak 30 karung dan sudah ditransfer, terjadilah keributan antara Sopir dan Danil (Oknum calo).  Menurut Frans, nomor rekening sama atas nama Nuski berdasarkan arahan Danil. Lalu, diceritakan oleh Frans, beras yang diturunkan diangkat kembali oleh sopir yang mengaku pemilik beras. Dia juga mengakui, beras yang diturunkan diangkat kembali dan dibawah pulang oleh sopir dan pemilik beras (Ardi).

Daniel Mengakui Sebagai Korban, Kenal Luki atau Nuski dari Akun Facebook

Daniel Dapang warga desa Kentol, Kecamatan Cibal, Manggarai NTT, mengaku kenal Luky (Nuski) dari akun media sosial facebook bernama Putri Tunggal. Dalam percakapan itu, Daniel diperintah untuk dicarikan orang membeli beras. Karena dijanjikan akan dipekerjakan sebagai agen nantinya, jika permintaan dan kerjasama itu berlangsung lancar.

Akun Facebook Luki atau Nuski bernama Putri Tunggal. Sumber Foto : Daniel Dapang

“Saya ini korban Pak. Saya hanya perantara, dan kenal Luky atau Nuski itu dari akun Facebook”, jelas Danil saat datang Polres Manggarai, Senin, 13 Maret 2023.

Menurut Danil, sampe saat ini belum pernah bertemu dengan namanya Luki (Nuski) hanya komunikasi lewat akun media Facebook dan WhatsApp. Denilpun menceritakan dia hanya perantara atas perintah Luki.

Daniel Dapang, Warga desa Kentol, Cibal, Manggarai NTT. Foto: Aristo|PetaNttnews.com

Lebih lanjut Daniel mengakui, beras sejumlah 8 ton itu diantar atas nama Rian (Sopir), dan Ardi yang mengaku sebagai pemilik beras.

“Hari Rabu, tanggal 8 Maret 2023, Saya ditelpon oleh Luki (Nuski) dan ditelpon oleh Rian yang mengaku sebagai sopir. Dan saat itu saya diarahkan oleh mereka semua. Sempat saat tanya ke sopirnya, siapa yang suruh bawa beras. Lalu mengaku sopir disuruh oleh Nuski. Sehingga saya percaya. Lalu nama Luki (Nuski) menelpon, agar transernya ke rekening Nuski dan jangan ke sopir”, kata Danil.

Lebih lanjut Daniel menceritakan, sopir atas nama Rian berada dilokasi pada saat penurunan beras, bersama dengan Ardi pemilik beras. Begitu juga pada saat melakukan transfer.

“Waktu beras diturunkan, Sopir (Rian) dan Ardi (Pemilik beras ada dilokasi Pak. Waktu transfer juga mereka ada. Pertanyaan saya Pak, kalau itu beras mereka, kenapa mereka tidak kasih tau awal kesaya”, kata Danil.

Bukti Percakapan Nuski dengan Daniel lewat Pesan Singkat WhatsApp. Sumber Foto: Daniel Dapang

Atas peristiwa ini Daniel melaporkan Luki (Nuski) ke Polres Manggarai. Dirinya mengakui akan koperatif untuk mengungkap otak penipuan jual beli beras itu. Karena, lagi-lagi dia katakan sebagai korban.

“Saya datang di Polres, sebagai bentuk koperatif saya. Jujur Pak, saya di hanyalah korban”, pungkasnya.

Secara terpisah media kami menghubungi Ardi selalu pemilik beras. “Pa Saya tidak mau ketemu wartawan. Saya hanya tunggu di Panggil Polisi”, jelasnya Lewat pesan singkat WhatsApp, Minggu 12 Maret 2023. ***