YBLL dan KSDAE Resmi Kerja Sama Jalankan Program Bioregion Wallacea

Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) bersama Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk pelaksanaan Program Bioregion Wallacea, pada Senin (23/6) pagi di Jakarta.

Petanttnews.com- Jakarta, Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) bersama Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk pelaksanaan Program Bioregion Wallacea, pada Senin (23/6) pagi di Jakarta.

 

Penandatanganan dilakukan oleh Dirjen KSDAE, Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut., M.Agr.Sc, dan Ketua YBLL, Monica Tanuhandaru.

Melalui kerja sama ini, YBLL ditetapkan sebagai pelaksana utama program di tingkat tapak.

Program Bioregion Wallacea merupakan inisiatif kolaboratif antara GEF (Global Environmental Fund), UNEP (United Nations Environmental Programme), Kementerian Kehutanan melalui Dirjen KSDAE, serta YBLL.

Program ini memiliki tujuan utama melindungi keunikan biodiversitas serta mendorong penggunaan lahan secara berkelanjutan di lima lanskap strategis di Provinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kelima lanskap tersebut mencakup Wilayah Biodiversitas Kunci Popayato-Paguat di Gorontalo, kawasan Gunung Lompobattang di Sulawesi Selatan, serta tiga kawasan di NTT, yakni Wilayah Biodiversitas Kunci Todo-Repok di Kabupaten Manggarai, kawasan pegunungan Alor di Kabupaten Alor, dan kawasan Sumba Timur di Kabupaten Sumba Timur.

Ketua YBLL, Monica Tanuhandaru, menegaskan pentingnya pendekatan baru dalam mengatasi kerusakan lahan. “Keberadaan lahan kritis serta praktik-praktik penggunaan lahan secara merusak merupakan salah satu penyebab utama perubahan habitat yang kemudian mengancam kelestarian biodiversitas,” ujarnya.

Sebagai solusi, program ini akan mengembangkan pendekatan bambu agroekologi, yang memadukan tanaman bambu dengan tanaman pangan dan komersial dalam satu sistem. Upaya ini diharapkan mampu merehabilitasi lahan, memperluas habitat, serta menciptakan ketahanan ekosistem yang lebih baik. Selain itu, berbagai inisiatif ekonomi ramah biodiversitas juga akan dikembangkan guna meningkatkan pendapatan masyarakat lokal secara berkelanjutan.***